Rabu, 10 April 2013
MACAB PPM
INDRAMAYU ONLINE
Eks Pangdam
Diponegoro Bangga
pada 11 TNI
Penyerang Lapas
Rabu, 10 April
2013 | 15:28 WIB
Penulis :
Kontributor Semarang, Puji Utami
Mayjen TNI Hardiono Saroso saat melakukan salam komando dengan
Pangdam IV/Diponegoro yang baru Mayjen TNI Sunindyo pada upacara pisah sambut
di Markas Kodam IV/Diponegoro, Rabu (10/4/2013). Kompas.com/ Puji Utami
TERKAIT:
- Keluarga Korban Cebongan Temui Wamenhuk dan HAM
- Buka Peristiwa di Hugos's Cafe!
- Wantimpres: Ungkap Peristiwa di Hugo's Cafe
- Wakil PM Timor Leste Kunjungi Mahasiswanya di Yogyakarta
- Keluarga Korban Penyerangan LP Cebongan ke Wantimpres
SEMARANG, KOMPAS.com — Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso,
mantan Pangdam IV/Diponegoro, mengaku hormat dan bangga terhadap 11 prajurit
Angkatan Darat yang saat ini masih menjalani pemeriksaan. Prajurit anggota
Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Kartasura itu merupakan terduga pelaku
penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta.
"Sudahlah, sekarang yang perlu kita bicarakan itu ke
depannya, saya hormat, bangga, kepada 11 prajurit Angkatan Darat yang saat ini
sedang menjalani pemeriksaan di Pomdam," ungkapnya pada acara pisah sambut
dengan pangdam baru di Markas Kodam IV/Diponegoro, Rabu (10/4/2013).
Ia mengatakan bangga atas 11 prajurit yang mempertaruhkan
karier, pangkat, dan jabatannya. Hal ini, menurut dia, menjadi bentuk soliditas
yang tidak bisa tergoyahkan.
"Saya menaruh hormat, bangga, menjunjung tinggi
sikap ksatria, kejujuran prajurit Angkatan Darat. Saya harus sama dong karena
mereka berikan contoh kepada saya. Saya beri contoh kepada mereka,"
tandasnya.
Ia mengatakan, hidup adalah pilihan sehingga jangan
memilih di tengah karena, menurut dia, hal itu sebenarnya bukan pilihan. Ia
menegaskan, beranilah menentukan pilihan meski nyawa taruhannya.
"Saya tidak berpikir lagi, karier, jabatan, nyawa
saja kasihkan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk soliditas
satuan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu ia juga bercerita tentang jiwa korsa
(korps kesatuan) sebagai kebanggaan seorang prajurit. Jiwa korsa—untuk menjaga
kedaulatan negara tersebut—sama saja di seluruh dunia.
"Saya dari letnan dua sampai kolonel banyak
berkecimpung di operasi. Ada anggota saya gugur, tetapi gugurnya secara
terhormat; itulah kehormatan prajurit," ujarnya.
Terkait pernyataan sebelumnya bahwa tidak ada anggotanya
yang terlibat, ia mengatakan bahwa saat kejadian dia tengah melakukan apel
komandan satuan. Oleh sebab itu, ia mengaku langsung melakukan cek dan cek
ulang.
"Saat itu belum diketahui siapa pelakunya dan saya laporkan. Kalau
memang terjadi, itulah bentuk tanggung jawab saya sebagai pangdam sebagai
komandan garnisun, saya laporkan ke Kasad, saya yang bertanggung jawab,"
ungkapnya juga mengatakan bahwa betapa banyaknya tugas sebagai seorang pangdam.***
Editor : Farid Assifa
Sumber :
Kompas.com, Rabu, 10 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar